Kegagalan Bukan Akhir Segalanya

Kegagalan merupakan batu sandungan bagi kita untuk meraih kesuksesan, namun apakah kegagalan itu hanya memiliki sisi negatif tanpa ada sesuatu yang dapat dijadikan pelajaran, banyak orang yang gagal akhirnya frustasi, minder dalam pergaulan, menjadi rendah diri, takut untuk berbuat lagi (trauma), bahkan ada yang sampai bunuh diri.

Kalo kita perhatikan banyak dari para orang besar yang mengalami kegagalan bertubi-tubi, namun akhirnya mereka dapat bangkit kembali dan membuat sesuatu yang dapat mencetak sejarah di suatu hal, berikut ini ada sebuah artikel tentang kegagalan yang sangat berkesan, yang didapatkan dari kegiatan googling, mudah-mudahan banyak memberikan motivasi baru.

Inilah cerita kegagalan yang bertubi-tubi dialami oleh Soichiro Honda (Pemilik Hak Paten Honda) yang akhirnya berbuah manis.

"Lihat Kegagalan Saya"
Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah, namun ia terus bermimpi dan bermimpi.

Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya, pasti mata anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor, merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki "raja jalanan".

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda, Soichiro Honda diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih profesor seperti halnya B.J.Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.

"Nilaiku jelek di sekolah, tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo Tokyo, akibat mengindap penyakit lever.

Kecintaannya kepada mesin, mungkin warisan dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi catut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri sampai berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia, ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki.

Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin, apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.

Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu, tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain, kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam, hasilnya luar biasa, ruji-ruji logamnya laku keras dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih?

Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia menjelaskan maksudnyan kuliah bukan mencari ijazah, melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan oleh Rektornya.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Malangnya niatan itu kandas. karena Jepang siap perang, tidak bisa memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Namun Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya, Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat untuk digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" cikal bakal lahirnya motor Honda itu diminati oleh para tetangga, mereka berbondong-bondong memesan sehingga Honda kehabisan stok.

Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi "raja jalanan” dunia, termasuk di Indonesia.

Bagi Honda, janganlah hanya melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan petuah ketika anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru.

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin.

5 Resep keberhasilan Honda:

1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.

2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.

3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja anda senyaman mungkin.

4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.

5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

Sumber cerita tentang Honda saya ambil dari
http://www.mail-archive.com/akt97ugm@yahoogroups.com/msg00120.html
dengan sedikit editing, sangat berkesan dan penuh inspiratif.

4 komentar:

semua ada mengatakan...

kalau nggak gagal berarti nggak sukses gan :)

Obat Alami Jelly Gamat Gold G mengatakan...

saya setuju sama agan...

Obat Alami untuk Asam Urat mengatakan...

setuju...
kalo gak ada kegagalan gimana cara kita ngukur kalo kita itu sukses...

Obat Alami Penyakit Asma mengatakan...

jadi Honda awalnya jatuh bangun juga yaa sebelum sesukses sekarang. . .
terima kasih infonya gan. . .

Posting Komentar

Related Post